- Back to Home »
- elektronika »
- line follower berbasis PID
Posted by : Unknown
Selasa, 30 April 2013
Robot line follower berbasis PID menggunakan LED dan Photo Diode sebagai sensornya untuk mendeteksi jalur yang
telah dibuat. Cara supaya robot dapat mendeteksi jalur yang dibuat adalah
dengan memposisikan robot pada jalur, yang diusahakan posisi jalur hitam berada
di tengah-tengah sensor Proportional.
Sensor Photodioda adalah salah satu
jenis sensor peka cahaya. Photodiode akan mengalirkan arus yang membentuk
fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Hubungan antara
keluaran sensor photodiode dengan intensitas cahaya yang diterimanya ketika
dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi linear.
Pada rancangan sensor
photodiode di bawah, nilai resistansinya akan berkurang bila terkena cahaya dan
bekerja pada kondisi reverse bias. Untuk pemberian pantulan cahayanya LED
merah, komponen ini mempunyai cahaya yang terang dan tidak menyebar, sehingga
membuat pantulan cahaya ke photodiode cukup.
Sensor photodiode tidak terkena
cahaya
Saat photodiode tidak
terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak
hingga, sehingga tidak ada arus bocor yang mengalir menuju komparator.
Sensor photodiode terkena cahaya
Saat photodiode terkena cahaya,
maka photodiode akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya
akan menjadi kecil, sehingga aka nada arus bocor yang mengalir ke komparator.
Kontrol
motor pada robot line follower ini dirancang dengan menggunakan kontrol PID.
Dimana kontrol yang digunakan adalah kontrol Proportional dan kontrol Derivatif
saja pada saat robot bekerja. Nilai P disini merupakan respon langsung terhadap
nilai error, sedangkan nilai D adalah laju perubahan nilai error pada setiap
pengambilan sampling atau pengambilan data, dan dalam mengontrol sesuatu yang
membutuhkan respon yag cepat dan tiba-tiba, kontrol yang paling ideal disini
adalah kontrol P dan D. dalam hal ini kontrol integral tidak digunakan pada
saat robot bekerja, sebab nilai I hanya akan menimbulkan osilasi pada motor.
Selain itu, nilai pada program dari pengaturan kontrol PID di atas akan
disimpan di dalam EEPROM (Electrically
Erasable Programmable Read-Only Memory).
- Kontrol PID
Sistem kontrol PID merupakan suatu
sistem untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik
adanya umpan balik dari sistem tersebut. Komponen kontrol PID ini terdiri dari
3 jenis yaitu, proportional, integrative dan derivative. Kontrol yang digunakan
pada rancangan robot ini adalah kontrol proportional dan kontrol derivative.
Kontrol
Proportional – Derivatif
Pengontrol derivatif member respons
terhadap sinyal-sinyal error yang berubah terhadap waktu, tetapi tidak terhadap
sinyal-sinyal error konstan. Karena untuk sinyal-sinyal konstan, laju perubahan
error terhadap waktu adalah sama dengan
nol. Berdasar alas an ini, kontrol derivatif D dikombinasikan dengan kontrol proposional
P sehingga:
Keluaran pengontrol
PD=Kp x error + KD xlaju perubahan error terhadap
waktu
|
Waktu
|
0
|
Waktu
|
0
|
Gambar
4 Kontrol PD
(Sumber: W.Bolton, 2006)
Gambar 4 menunjukkan bagaimana,
dengan kontrol proposional plus derivatif, keluaran pengontrol dapat berubah
ketika terdapat suatu error yang berubah secara konstan. Tampak bahwa terjadi
perubahan mula-mula yang cepat pada keluaran pengontrol sebagai akibat dari
aksi derivatif yang diikuti oleh perubahan bertahap karena aksi proposional.
Dengan demikian bentuk kontrol ini merespon dengan lebih baik terhadap
perubahan proses yang terjadi secara cepat jika dibandingkan dengan hanya
kontrol proposional. Namun demikian, sebagaimana halnya kontrol proposional,
kontrol ini memerlukan error keadaan tunak untuk mengatasi perubahan konstan
pada kondisi masukan atau perubahan nilai pengaturan.
Persamaan untuk kontrol PD di atas
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan berikut:
Keluaran
pengontrol PD = Kp (error + TD x laju perubahan error)
|
Kontrol PD dapat menangani
perubahan-perubahan proses yang cepat secara lebih baik dibandingkan dengan
kontrol P saka. Kontrol ini tetap memerlukan error keadaan tunak untuk
mengatasi perubahan konstan pada kondisi-kondisi masukan atau perubahan pada
nilai yan ditetapkan.
Gambar
5 Karakteristik sinyal error
(Sumber: W.Bolton, 2006)
Kondisi ideal pada robot adalah
bergerak maju lurus mengikuti garis, dengan kata lain PV = 0 (nilai sensor =
00011000). Dari sini dapat diasumsikan bahwa Set Point (SP) / kondisi ideal
adalah saat SP = 0. Nilai sensor yang dibaca oleh sensor disebut Process
Variable (PV) / nilai aktual pembacaan. Menyimpangnya posisi robot dari
garis disebut sebagai bobot (b), yang didapat dari b = SP – PV. Dengan
mengetahui besar bobot, mikrokontroller dapat memberikan nilai PWM motor kiri
dan kanan yang sesuai agar dapat menuju ke posisi ideal (SP = 0). Besarnya
nilai PWM ini dapat diperoleh dengan menggunakan kontrol Proporsional (P),
dimana P = bobot * Kp (Kp adalah konstanta proporsional yang nilainya di
set sendiri dari hasil tuning).
Kontrol D digunakan untuk
mengukur seberapa cepat robot bergerak dari kiri ke kanan atau dari kanan ke
kiri. Semakin cepat bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya, maka semakin besar
nilai D. Konstanta D (Kd) digunakan untuk menambah atau mengurangi imbas dari
derivatif. Dengan mendapatkan nilai Kd yang tepat pergerakan sisi ke sisi yang
bergelombang akibat dari kontrol proporsional bisa diminimalisasi. Nilai D
didapat dari D = Kd * diff. Dalam program nilai error (SP – PV) saat itu
menjadi nilai bobot_lalu, sehingga diff didapat dari bobot –
bobot_lalu.
Diberdayakan oleh Blogger.